Renungan Minggu, 7 Agustus 2022

Kasihilah Sesama-mu

Roma 13 : 8 – 10

Jika kita bersepakat menyimpulkan ajaran yang utama dari semua agama yang ada, maka ajaran Kasih lah yang menjadi simpulan-nya. Dalam setiap agama, kasih menjadi bagian yang penting dan paling banyak disampaikan. Kasih yang bukan hanya dalam tuturan kata dan pikiran saja namun lebih lagi yaitu dalam tindakan dan perbuatan yang nyata. Melihat dan menjadikan semua orang tanpa kecuali menjadi obyek dari kasih dan para penganut agama menjadi subjek pelaku dari kasih itu.

Hal sedemikian juga sangat kuat tertampilkan dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Mereka yang ada di sana memang sedang dalam penindasan karena keminoritasan diri dan juga kepercayaan yang dianut. Mereka menjadi sasaran yang sangat empuk untuk dipersalahkan dan bahkan dikorbankan bagi kepentingan kaum mayoritas dan juga penguasa. Dalam realita yang sedemikian rupa, Paulus sepertinya tidak menghendaki mereka untuk menjadi umat yang meratap dengan kesedihan bahkan berpaling dari iman yang telah diterima. Sebaliknya menyadari bahwa situasi itu juga menjadi lahan yang subur untuk bersaksi akan iman yang telah diterima. Menjadi umat yang patuh dan taat kepada pemerintah (1-7) serta menjadi pionir atau teladan dalam sikap dan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan akan kasih Allah yang telah mereka terima (8-9).

Menjadi beda, jelas adalah panggilan kita. Beda bukan aneh, namun beda sebagai wujud dari kasih Allah yang telah diterima. Wujudnya adalah mengaplikasikan kasih dalam kehidupan di dunia melalui tindakan dan perbuatan yang nyata. Kita perlu menyadari bahwa sesungguhnya diri ini bukan hanya menjadi milik sendiri, tapi ada bagian bahkan hak orang lain yang terdapat dalam kehidupan kita. Kasih itu adalah bagian yang menjadi milik orang lain dan terdapat dalam diri kita. Karenanya kita perlu memberikannya kepada mereka dengan saling mengasihi.

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *